Selasa, 09 Desember 2014

ZAM-ZAM AIR DARI SURGA


 Ibnu Mubarak mendatangi mata air zam-zam untuk minum. Tidak begitu saja meminumnya, namun beliau menghadap  ke Ka’bah sembari berdoa,”Ya Allah sesungguhnya saya meminumnya agar tidak kehausan dihari kiamat..”
Zam-zam adalah mata air yang terberkahi.  Kisahnya  mulai saat Ismail kecil ditinggalkan oleh ayahandaya Nabi Ibrahim as  di gurun pasir, berdua dengan ibundanya Hajar karena memenuhi perintah Allah. Hajar, seorang wanita shaleh dan penuh sabar, menanggapi perintah Allah dengan sangat tegar, ia mengatakan pada suaminya,”Jika itu perintah Allah, maka Allah tak akan membiarkan kami,..”
Namun karena menunggu begitu lama Ibrahim kembali, sehingga perbekalan mereka habis terutama air, akhirnya Hajar merasa harus berusaha mencari air dengan berlari-lari mulai bukit Shafa hingga Marwa untuk melihat apakah ada air di sana, tanpa putus asa, sehingga malaikat pun turun ditempat Ismail kecil ditinggalkan, atas izinNya memancarlah air yang melimpah dari hentakan kaki Ismail. Dan malaikat berkata pada Hajar,”Janganlah khawatir disia-siakan. Sesungguhnya di tempat inilah Baitullah akan dibangun oleh anak ini dan ayahnya..”
Dan mata air yang keluar disamping Ismail itu terbukti tak pernah kering hingga kini, mukjizat Allah masih bisa siabadikan dirasa dan dirasakan bagi semua manusia. Zam-zam bak mata air surga yang memancar ke bumi. Ada beberapa kisah menarik tentang zam-zam ini, karena ternyata perjalanan mata air sebagai pasokan air tebesar para jamaah haji diseluruh dunia ini, tak hanya berjalan lurus tanpa onak dan duri bahkan pertikaian. Air bagi masyarakat Arab saat itu, apalagi yang sangta melimpah merupakan symbol kehidupan seseorang. Tak heran setelah terlihat air memancar dari tempat Ismail diletakkan, ada kabilah Jurhum meminta izin kepada keluarga Hajar untuk hidup berdampingan.
Penguasaannya pun turun temurun, saat Ismail as wafat, zam-zam ada di “tangan” kabilah Jurhum. Saat itu ada kabilah lain dari Yaman yang tertarik adanya sumber air yang melimpah, mereka adalah Kabilah Khaza’ah yang akhirnya memutuskan hidup berdampingan dengan Kabilah Jurhum. Seperti layaknya masyarakat social lainnya, mreka pun sering bertikai, hingga akhirnya terjadi pertempuran, dan Jurhum kalah dalam pertempuran itu, sehingga terusir dari sana. Namun entah mengapa sirik hati seseorang itu datang tak bisa diprediksi, meski menang dalam pertikaian, bisa-bisanya kabilah Khaza’ah menimbun air zam-zam itu sampai tak berbekas.
Namun, Allah berkehendak lain, Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad menggali lagi mata air tersebut, setelah sebelumnya bermimpi diperintahkan menggali mata air tersebut. Dalam mimpinya juga disebutkan secara pas dimana letaknya dengan ditandai ada sekawanan burung gagak yang mengai-ngais tempat itu, dan ada sarang semutnya. Dengan ditemani Harits, Abdul Muthalib akhirnya menemukan kembali mata air tersebut, dan bertanggung jawab untuk menjaga mata air zam-zam itu yang akhirnya sebagai supplay utama kebutuhan air untuk para jemaah haji.
Upaya menjatuhkan umat yang berhubungan dengan zam-zam pun sudah terjadi dari masa kemasa. Khalid bin Abdullah Al Qasri, penguasa Makkah tahun 89 H, mencoba membuat sumur lain diluar Mekkah agar para jamaah meninggalkan sumur zam-zam yang diberkahi itu, Namun usahanya orang yang suka mencela Ali ini gagal. Para jamaah tetap berbondong-bondong menuju sumur zam-zam itu, hingga sumur tandingan itu ditimbun, tak berbekas.
Bukan dari kalangan bangsa Arab sendiri usaha untuk “menjatuhkan” zam-zam dimata dunia pun dilakukan oleh para kalangan Bangsa Barat, kali ini oleh konsulat Inggris yang berkedudukan dijedah tahun 1304 H, yang menyatakan air zam-zam telah dicemari banyak bakteri dan kuman yang dapat menyebabkan sakit kolera. Kabar ini didengar oleh Khalifah Utsmaniyah, Abdul Hamid II. Beliau megirim dokter muslim untuk mengecek kebenaran berita tersebut, ternyata itu hanya isapan jempol belaka. Pesona air yang penuh berkah itu, manfaat yang tiada habisnya, juga merupakan air yang terjaga dari zaman Ismail sampai kini tetap terjaga sebagai air yang terbaik. Upaya ini dimaksud untuk menjatuhkan Islam dalam satu segi, namun tentu saja ini sia-sia. Karena camput tanganNya untuk menjaga air ini tetaplah ada.
Zam-zam banyak disebut sebagai air dari surga memang telah lama diungkap, bahkan Ibnu Abbas pernah mengatakan kepada seseorang, “Letakkan timbamu disumber yang berada di arah sudut Ka’bah, sesungguhnya ia merupakan bagian dari mata air surga”. Air ini juga disebut-sebut sebagai pembasuh hati Rasulullah sebanyak empat kali. Disebutkan dalam sebuah hadits,”Di buka atap rumahku saat aku di Makkah, lalu turunlah Jibril as, kemudian dibuka dadaku dan mencucuinya dengan air zam-zam.” Hal ini juga terjadi saat beliau berumur 4 tahun, sepuluh tahun dan saat menerima wahyu terakhir sebelum Mi’raj.
Beberapa sahabat dan ulama mengakui zam-zam juga sarana terkabulnya doa.  “Air zam-zam untuk apa-apa yang diniatkan untuk meminumnya.” (Riwayat Al Baihaqi). Maknanya, jika meminumnya agar terhindar dari azab, jika Allah mengizinkan akan memperolehnya. Jika meminumnya agar sembuh dari penyakit maka akan mendapat kesembuhan atas izin Allah. Juga hal-hal lainnya. Inilah yang biasa dilakukan para ulama.
Imam Abu hanifah,  meminum air Zam-zam agar masuk golongan orang yang alim, maka, akhrinya beliau menjadi orang yang paling faqih dizamannya. Imam Syafi’i dengan beberap tujuan, agar pandai memanah, agar menjadi orang alim dan tentu saja masuk surga. Setelah meminumnya dengan niat seperti itu, ia bisa memanah dengan tepat, dari sepuluh kali panahan, ia dapat melakukan 9 dengan tepat.
Imam Hakim pun berdoa saat meminum air Zam zam agar memiliki kemampuan menulis karya dengan baik. Jadilah beliau termasuk ulama yang memiliki buku yang berkwalitas.
Zam zam juga mempunyai keistimewaan tersendiri disamping beberapa kemuliaan yang telah disebutkan diatas, karena bisa sebagai obat, minuman juga makanan. Mengaoa makanan? Karena ada di riwayat disebutkan Abu Dzar memasuki awal keislaman diMekkah, tidak makan selama 30 hari, kecuali dengan minum air zam-zam. Sabda Rasulullah,”Sebaik-baik air dimuka bumi adalah air Zam zam. Sesungguknya ia makanan yang mengenyangkan dan obat bagi penyakit” (Riwayat At-Thabarani).
Karena Zam zam sebagai air terbaik dan mempunyai riwayat dan keutamaan yang sangat besar, sangatlah berarti bila kita menempatkannya dan konteks yang benar, diminum dengan benar dan berniat dengan baik pula, karena terkadang beberapa orang menganggapnya sebagai jimat, mengusir hama atau memercikkan ditanah untuk kesuburan dan lain sebagainya. Dan ini dikhawatirkan akan berbau syirik, dan malah timbulkan sesesatan dan dosa.  Karena itu, seyogyanya luruskan niat, bila kita gunakan pada semestinya sebagai minum, makanan, obat dan niatkan untuk hal yang baik, InsyaAllah akan diijabahi Allah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar